Tuesday 22 January 2013

Rakorwas Tanggamus





SD, SMP, SMA, dan SMK  Kabupaten Tanggamus Masih Berstatus Menuju SNP
(Refleksi Akhir Tahun Para Pengawas)

GISTING, 18 DESEMBER 2012 - Rapat koordinasi pengawas pendidikan se-Kabupaten Tanggamus baru usai digelar. Rapat yang dilaksanakan Selasa, 18 Desember 2012 tersebut bertempat di Aula Serumpun Padi, Kutadalom, Kecamatan Gisting. Rapat tersebut bukan hanya dihadiri seluruh pengawas dinas pendidikan dari semua jenjang, juga di hadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus, Drs. Anas Anshori. MS.i


Muhamammad Munawar, M.Pd., selaku penanggung jawab acara, mengatakan” Rapat koordinasi antarpengawas Dinas pendidikan Kabupaten Tanggamus ini digelar sebagai bentuk pertanggungjawaban pengawas terhadap hasil-hasil kepengawasan semester ganjil tahun pelajaran 2012/ 2013 di sekolah-sekolah binaannya”

“ Rakor ini bertujuan untuk  menyampaikan Progrees Reeport  dari masing-masing pengawas terkait tingkat ketercapaian delapan standar pendidikan pada sekolah-sekolah binaan di Tanggamus” imbuhnya.

Rapat Kooridinasi yang digelar dari pukul 08.00 s.d.15.30 tersebut lebih difokuskan pada pembahasan dan tanggapan terhadap hasil laporan pertanggungjawaban, dan tindak lanjutnya. Tidak seperti biasnya  laporan yang biasanya dilaporkan oleh koordinator masing-masing  jenjang. Dalam hal ini jenjang TK, jenjang SD, jenjang SMP, jenjang SMA, dan jenjang SMK. Laporan kali ini semua jenjang dilaporkan oleh satu orang dalam bentuk satu paket laporan.

Drs. Hadi Kuncoro, selaku korwas mengatakan“ Sengaja laporan ini dibuat satu paket laporan yang terdiri dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang kemudian laporannya dibacakan oleh satu orang. Hal ini,  dimaksudkan untuk menghilangkan dikotomi antara pengawas TK, pengawas, SD, pengawas SMP, dan pengawas SMA serta pengawas SMK. Semua pengawas adalah sama mereka bertugas membina sekolah- sekolah untuk meningkatkan mutu di sekolah binaanya, hanya fokus pekerjaaan yang berbeda”.

“ Sebelum pelaksanaan rakor ini pengawas di masing-masing jejang sudah melakukan rakor perjenjang. Jenjang TK dilaksanakan di TK Pembina 6 Desember 2012, Jenjang SD dilaksankan di SDN 1 Way Jaha 12 Desember, dan jenjang SMP,SMA, SMK tanggal 10 Desember 2012 di SMAN 1 Sumberejo. Setelah mereka melaksanakan rakor penjenjang mereka menunjuk wakil untuk melakukan rakor semua jenjang. Dalam rakor semua jejang ini disepakati juga conten dan sistematika laporan. Di bawah koordinasi tim perumus yang diketuai Drs. Gembong Sumadiono, M.Pd. maka dibuatlah laporan ini. Jadi, walaupun laporan progress report ini di laporkan dalam satu paket, tetapi sesunggunya sudah mencerminkan  dan mengakomodasi laporan semua jenjang, ”  imbuhnya

Penyampaian progres report yang disampaikan oleh Drs. Aris Munandar, M.Pd.I.  ini berisi rerata tingkat ketercapain sekolah-sekolah di Tanggamus terkait dengan delapan standar nasional pendidikan. Status sebuah sekolah dalam laporan ini menggunakan kategori kuantitatif dan kualitatif, yaitu jika data kuantitatif  ketercapaian 1,00 – 2,00   bermakna Standar Pelayanan Minimal;  data kuantitatif 2,01 – 2,99 bermakna menuju Standar Nasional Pendidikan;  data kuantitatif  3,00 – 3,99 bermakna  mencapai Standar Nasional Pendidikan; data kuantitatif    4,00 – 5,00  bermakna melampaui  Standar Nasional Pendidikan.

Status sekolah di Tanggamus berdasarkan laporan tersebut adalah:
A.    Tingkat Ketercapaian Delapan Standar Pendidikan di Jenjang Sekolah Dasar
NO
KOMPONEN DAN ASPEK
RATA2 MAX
RATA2 HASIL
% SKOR PRLHN
KRITERIA
1
Standar Isi
5
2,69
54%
Cukup
2
Standar Proses
5
2,87
57%
Cukup
3
SKL
5
2,77
55%
Cukup
4
Standar PTK
5
2,66
53%
Cukup
5
Standar Sarana Prasarana
5
2,38
48%
Cukup
6
Standar Pengelolaan
5
2,83
57%
Cukup
7
Standar Pembiayaan
5
2,90
58%
Cukup
8
Standar Penilaian
5
2,80
56%
Cukup

RATING STANDAR

2,74

Cukup

PREDIKAT PADA KRITERIA

Menuju SNP



B.     Tingkat Ketercapaian Standar Pendidikan di Jenjang SMP
NO
KOMPONEN DAN ASPEK
RATA2 MAX
RATA2 HASIL
% SKOR PRLHN
KRITERIA
1
Standar Isi
5
2,67
53%
Cukup
2
Standar Proses
5
2,57
51%
Cukup
3
SKL
5
2,22
44%
Cukup
4
Standar PTK
5
2,67
53%
Cukup
5
Standar Sarana Prasarana
5
2,37
47%
Cukup
6
Standar Pengelolaan
5
2,82
56%
Cukup
7
Standar Pembiayaan
5
2,86
57%
Cukup
8
Standar Penilaian
5
2,59
52%
Cukup

RATING STANDAR

2,60

Cukup

PREDIKAT PADA KRITERIA

Menuju SNP



C.    Tingkat Ketercapaian Standar Pendidikan di Jenjang SMA
NO
KOMPONEN DAN ASPEK
RATA2 MAX
RATA2 HASIL
% SKOR PRLHN
KRITERIA
1
Standar Isi
5
2,44
49%
Cukup
2
Standar Proses
5
2,53
51%
Cukup
3
SKL
5
2,14
43%
Cukup
4
Standar PTK
5
2,56
51%
Cukup
5
Standar Sarana Prasarana
5
2,39
48%
Cukup
6
Standar Pengelolaan
5
2,67
53%
Cukup
7
Standar Pembiayaan
5
2,85
57%
Cukup
8
Standar Penilaian
5
2,51
50%
Cukup

RATING STANDAR

2,51

Cukup

PREDIKAT PADA KRITERIA

Menuju SNP




D.    Tingkat Ketercapaian Standar Pendidikan di Jenjang SMK

NO
KOMPONEN DAN ASPEK
RATA2 MAX
RATA2 HASIL
% SKOR PRLHN
KRITERIA
1
Standar Isi
5
2,46
49%
Cukup
2
Standar Proses
5
2,35
47%
Cukup
3
SKL
5
2,27
45%
Cukup
4
Standar PTK
5
2,69
54%
Cukup
5
Standar Sarana Prasarana
5
2,22
44%
Cukup
6
Standar Pengelolaan
5
2,71
54%
Cukup
7
Standar Pembiayaan
5
2,50
50%
Cukup
8
Standar Penilaian
5
2,32
46%
Cukup

RATING STANDAR

2,44

Cukup

PREDIKAT PADA KRITERIA

Menuju SNP



Laporan ini juga memberikan beberapa rekomendasi terkait upaya peningkatan mutu sekolah di kabupaten ini, yaitu:
A.    Untuk Sekolah, Agar sekolah: (1) Melakukan analisis konteks/evaluasi diri sekolah terhadap kondisi 8 (delapan) standar pendidikan  setiap awal tahun pelajaran sebagai landasan membuat program kerja sekolah; (2) Membuat program kerja pencapaian standar pendidikan yang nyata dan terinci sesuai dengan visi dan misi sekolah; (3) Melaksanakan semua program yang dibuat dengan melibatkan stake holder sekolah mulai dari komite sekolah, pengawas, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. (4) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait, dengan pengawas, dinas pendidikan kabupaten Tanggamus, MKKS, MKPS dan pihak lain, untuk mengatasi segala kendala dan masalah yang timbul
B.     Untuk Komite, Agara Komite (1) Memberikan dukungan moril dan materil terhadap segala upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan pencapaian standar pendidikan yang akan berdampak pada peningkatan mutu sekolah; (2) Melakukan koordinasi terhadap pihak sekolah bila ada masalah-masalah yang muncul dalam pemenuhan 8 (delapan) standar pendidikan
C.     Untuk Dinas Pendidikan, agar Dinas Pendidikan: (1) Menguatkan koordinasi kepada pihak sekolah dan pengawas dalam menyamakan pandangan dan langkah dalam pencapaian standar pendidikan; (2) Memfasilitasi kegiatan penambahan informasi hal-hal terbaru bagi sekolah melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi dan atau workshop terutama terkait deregulasi peraturan-peraturan, 4 pilar pendidikan (standar isi, SKL, standar proses, dan standar penilaian), sehingga seluruh informasi akan tersampaikan secara serentak (3) Memfasilitasi kegiatan peningkatan mutu dan pemberian  motivasi SDM sekolah disertai dukungan dana yang memadai untuk kegiatan yang bersifat rutin tahunan yang bersifat nasional seperti Pemilihan Guru, Kepala Sekolah berprestasi, OSN, O2SN. (4) Mengalokasikan dukungan dana untuk kegiatan operasional setiap tahun bagi organisasi fungsional agar dapat berjalan dengan baik seperti : APSI, Korwas, MKKS. MKPS, KKS, MGMP, dan KKG.

 “ Saya sangat mengapresiasi laporan ini, karena laporan ini alur kerja  dan sistematikanya sangat akademik dan ilmiah, hasil laporan ini semakna dengan hasil Evaluasi Diri Sekolah yang dilakukan LPMP lampung, padahal pendekatan dan metodelogi berbeda. Dari laporan tadi ternyata posisi sekolah di Kabupaten Tanggamus berkisar angka 2 mengarah ke 3 hal ini berarti  baru menuju SNP” kata kepala Dinas Pendidikan Tanggamus saat memberi tanggapan.

“ Saya berharap laporan ini dapat dijadikan data awal yang dapat dijadikan rujukan para pengawas dalam membuat program pembinaan di sekolah, Para kepala sekolah dalam membuat RKS dan RKAS, serta pemangku kepentingan lainya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Tanggamus” imbuhnya.

Lebih lanjut,  Drs. Anas Anshori berharap setiap kerja-kerja pengawas dapat dibuat secara tertulis dalam bentuk best practice, sehingga tidak hanya terdengar tetapi juga terbaca, terlihat dan teryakini oleh publik. Dengan demikian, publik akan lebih mengapresiasi kerja-kerja pengawas. Mudah-mudahan pengawas yang dahulu dianggap sebagai manusia “the old invalid man akan bergeser menjadi the young valid and full creativity man”











No comments:

Post a Comment

bali

bali